Sabtu, 07 Maret 2020

14 Manfaat Puasa Sunnah Serta Keutamaan yang Terabaikan

Puasa merupakan salah satu ibadah wajib yang masuk ke dalam Rukun Islam. Puasa yang wajib ini dilaksanakan ketika kita umat Islam memasuki Bulan Ramadhan. Bulan yang khusus bagi umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh.
Ketika bulan Ramadhan datang, tentu kita akan menyambutnya dengan penuh kegembiraan. Bulan agung yang dinanti semua muslim di seluruh dunia, untuk melaksanakan puasa.
Kalau di bulan Ramadhan kita menjalankan puasa yang wajib, tentu di luar itu kita bisa melaksanakan puasa juga. Ada beberapa puasa sunnah yang di contohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

1. Jenis-jenis Puasa Sunnah

jalantikus.com
Puasa sunnah tentulah yang sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bukan kita mengada-ada dengan melaksanakan puasa tanpa ada contoh sebelumnya. Ada beberapa puasa sunnah yang bisa kamu laksanakan di luar bulan Ramadhan.

Senin-Kamis

Puasa senin-kamis merupakan puasa yang dicontohkan langsung oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Puasa ini sesuai namanya dilakukan setiap hati Senin dan Kamis. Ada beberapa hadits yang menjadi dalil disunnahkannya puasa ini.
Dari Abu Qotadah Al Anshori radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas beliau menjawab, “Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku.”(HR. Muslim no. 1162)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi no. 747)
Jika kita menjalankan Puasa Senin Kamis, maka akan mendapatkan faedah. Pertama kita beramal pada waktu utama, ketika catatan amal yang kita lakukan dihadapkan kepada Allah. Kedua, Kebaikan untuk badan kita karena tubuh memiliki waktu untuk beristirahat setiap pekannya.

Puasa Daud

Sebaik-baik shalat di sisi Allah adalah shalatnya Nabi Daud ‘alaihis salam. Dan sebaik-baik puasa di sisi Allah adalah puasa Daud. Nabi Daud dahulu tidur di pertengahan malam dan beliau shalat di sepertiga malamnya dan tidur lagi di seperenamnya. Adapun puasa Daud yaitu puasa sehari dan tidak berpuasa di hari berikutnya.” (HR. Bukhari no. 1131).
Puasa Daud merupakan puasa yang dilaksanakan dengan sehari puasa dan sehari tidak. Jika kita menjalankan puasa ini, tentu hal tersebut akan sangat baik. Seperti hadits di atas, Puasa Daud adalah puasa yang paling baik di sisi Allah.
Puasa Daud ini merupakan semaksimal puasa sunnah, sehari puasa dan sehari tidak, lalu seterusnya seperti itu. Kita tidak boleh mengerjakan puasa sunnah lebih dari itu, seperti misalnya menggabungkan antara puasa Senin Kamis dengan Puasa Daud, hal tersebut tidak boleh dilakukan.

Puasa Syawal

Puasa Syawal adalah puasa sunnah yang dilakukan setelah kita melaksanakan Puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. Puasa sunnah ini dikerjakan selama enam hari di Bulan Syawal. Kita boleh melaksanakan puasa enam hari berturut-turut ataupun tidak, yang penting pelaksanaannya masih di Bulan Syawal.
Jika mengamalkan puasa sunnah ini, kita bisa mendapatkan pahala seperti puasa satu tahun penuh lho. Seperti yang tertulis dalam salah satu Hadits.
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164).
Dan ada juga hadits lain yang menyebutkan isi yang sama dengan hadits di atas.
Dari Tsauban, bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah Idul Fithri, maka ia telah menyempurnakan puasa setahun penuh. Karena siapa saja yang melakukan kebaikan, maka akan dibalas sepuluh kebaikan semisal.”  (HR. Ibnu Majah no. 1715. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Ayyaumul Bidh

Puasa sunnah lainnya yang bisa kita kerjakan adalah Puasa Ayyamul Bidh. Puasa ini dikerjakan pada hari ke 13, 14, dan 15 dari bulan Hijriyah. Puasa sunnah ini disebut sebagai ayyamul bidh atau hari putih karena pada malam di hari tersebut bulan bersinar berbentuk purnama, dan sinar putih terpancar.
Ada dalil yang mendasari puasa tiga hari setiap bulan ini.
“Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: 1- berpuasa tiga hari setiap bulannya, 2- mengerjakan shalat Dhuha, 3- mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari no. 1178)
Selain itu, ada hadits lain dari ‘Abdullah bin “Amr bin Al “ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari no. 1979)
Dan dalil tentang tanggal pelaksanaannya adalah dari Ibnu Milhan Al Qoisiy, dari ayahnya, ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah).” Dan beliau bersabda, “Puasa ayyamul bidh itu seperti puasa setahun.” (HR. Abu Daud no. 2449 dan An Nasai no. 2434)

Puasa Arafah

Kemudian ada juga puasa sunnah yang hanya bisa kamu kerjakan setahun sekali, yaitu Puasa Arafah. Puasa ini merupakan salah satu amalan utama di bulan Dzulhijjah, dilakukan pada tanggal 9 bulan tersebut. Jika kamu tidak berhalangan, tentu sangat sayang jika meninggalkan puasa ini, sebab keutamaannya sungguh luar biasa.
“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar